morfologi fungi
MORFOLOGI FUNGI
1.1 LatarBelakang
Cendawan merupakan organisme heterotrof yang berfilamen,umumnya bersifat saprofit, beberapa di antaranya bersifat parasit. Bahkan adayang bersifat parasit obligat. Fungiterdiri dari dua kelompok, yaitu kapang dan khamir. Bentuk, ciri pertumbuhan,dan sifat berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.
Kapang merupakan kelompok cendawanyang dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada kapang terdapat bagian yanngbernama miselium yang terbentuk dari sekumpulan hifa. Miselim berfungsi untukmengekstrak nutrien dari medianya. Kapang berkembang biak dengan spora yangberasal dari sporangium. Khamir merupakan kelompok fungi uniseluler mikroskopikdan tidak membentuk percabangan permanen. Bentuk khamir bermacam-macam, adayang berbentuk bulat, bulat telur, silindris, seperti sosis, buah jeruk, dll.Beberapa jenis fungi dapat mengalami dimorfisme (dua bentuk) yaitu membentukfase Y (yeast, bentuk sel tunggal)dan fase F (filament, bentuk benang).Khamir berkembang dengan cara membentuk tunas, pembelahan sel, spora aseksual,dan spora seksual.
Praktikum inimempelajari dan mengamati morfologikapang dan khamir sehingga dapat diidentifikasi jenisnya. Perlakuan uji dilakukan padagelas objek yang dilakukan secara aseptik.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengamati morfologi dan mengidentifikasi fungi (kapang dan khamir).
II. METODE KERJA
2.1 Waktu dantempat
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakandalam praktikum adalah Bunsen, korek, lap/tisu, gelas objek, cover glass, jarum ose lurus dan bulat, efendorf, cawan petri,pipet tetes, dan mikroskop. Sedangkan bahan praktikumadalah alkohol 70%, akuades, biakan bakteri kapang dari ikan, biakan khamirberumur 24 dan 48 jam, laktofenol, dan larutan metil biru.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1. IdentifikasiKapang
Alat yang akandipakai harus dalam keadaan steril.Tangan disemprot dengan alkohol agar steril. Bunsen kemudian dinyalakan. Biakankapang dalam cawan petri dipegang di tangan kiri sedangkan jarum inokulum bulatpada tangan kanan. Jarum inokulum bulat dipanaskan sampai berpijar agar steril.Biakan kapang dalam cawan petri dipanaskan secara melingkar agar steril. Biakankapang kapang kemudian diambil menggunakan jarum inokulum. Biakan yang telahdiambil kemudian dioleskan pada gelas objek yang telah ditetesi laktofenol.Jarum inokulum yang telah dipakai dipanaskan kembali agar steril. Pada tetesantersebut kemudian ditutup dengan coverglass. Sebelumnya gelas objek dan coverglass dibersihkan dengan alkohol. Gelas objek yang sudah diolesi biakankemudian diamati di bawah mikroskop dan digambar morfologinya kemudiandiidentifikasi jenisnya.
2.3.2. Identifikasi Khamir
Alat yang akan dipakai harus dalam keadaan steril. Tangan disemprot dengan alkohol agar steril.Bunsen kemudian dinyalakan. Biakankhamir dipegang di tangan kirisedangkan jarum inokulum bulat pada tangan kanan. Jarum inokulum bulatdipanaskan sampai berpijar agar steril. Biakan khamir yang digunakan ada dua jenis, yang berumur 24 jam dan 48 jam.Biakan dalam efendorf diambil menggunakan jarum inokulum. Biakan yang telahdiambil kemudian dioleskan pada gelas objek yang telah ditetesi larutan metilbiru. Jarum inokulum yang telah dipakai dipanaskan kembali agar steril. Gelasobjek yang telah diolesi biakan kemudian ditutup dengan cover glass. Sebelumnya gelas objek dan cover glass dibersihkan dengan alkohol. Gelas objek kemudiandiamati di bawah mikroskop kemudian sel yang hidup dan mati dihitung dandigambar. Sel yang masih hidup akan berwarna bening sedangkan sel yang telahmati akan berwarna biru. Biakan khamir tersebut diamati dalam lima lapang pandang.Sel dihitung dengan rumus :
Selmati =
Keterangan : A= sel yang mati
B= sel yang hidup
Biakan khamir yang berumur 24 jam kemudian dibandingkan denganbiakan khamir yang berumur 48 jam.
III. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Identifikasi Kapang
No. | Gambar tangan + keterangan | Foto + keterangan | Keterangan |
1. | Keterangan : A : Sporangium B : Hifa | Keterangan: A : Sporangium B : Hifa | - Hifa berseptum - Tidak bercabang - Keruh - Spora menyebar membentuk krista padat |
Tabel 2. Hasil Identifikasi Khamir
No. | Gambar tangan + ketrerangan | Foto + keterangan | Keterangan | |
1. | Khamir 24 jam Keterangan: A : sel mati B : sel hidup | Keterangan : A : sel mati B : sel hidup | ∑ Sel mati | ∑ Sel hidup |
a : 6 b : 6 c : 4 d : 4 e : 6 | a : 2 b : 3 c : 1 d : 0 e : 1 | |||
Perhitungan : selmati = x 100% = 78.79 % | ||||
2. | Khamir 48 jam Keterangan : A : sel mati B : sel hidup | Keterangan : A : sel mati B : sel hidup | a : 5 b : 2 c : 7 d : 4 e : 5 | a : 0 b : 1 c : 1 d : 0 e : 2 |
Perhitungan : selmati = x 100% = 85.18 % |
3.2 Pembahasan
Cendawan atau fungi merupakan organisme eukariotheterotrof yang berfilamen, umumnya bersifat saprofit, beberapa di antaranyabersifat parasit. Bahkan ada yang bersifat parasit obligat. Fungi terdiri dari dua kelompok, yaitu kapang dankhamir. Talus (tubuh cendawan) terdiri dari miseliumdan spora. Miselium merupakan sekumpulan filamen (hifa), dengan diameter hifayang beragam menyurut spesies cendawan (Alifuddin 1996 dalam Sari 2003). Tjitrosomo etal., (1984) dalam Sari (2003) menyatakancendawan memiliki ciri-ciri penting yaitu, tidak mengandung klorofil dantubuhnya terdiri dari filamen yang bercabang-cabang disebut hifa. Bentuk, ciri pertumbuhan, dan sifat berbeda-bedaantara yang satu dengan yang lain.
Kapang merupakan fungi yang berbentuk filamen yangtersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa (Anonim 2008). Kumpulanhifa tersebut kemudian membentuk miselium yang dapat dilihat dengan matatelanjang. Kapang mempunya spora yang merupakan alat reproduksi yang terletakpada ujung hifa. Spora tersebut akan menyebar dan pada kondisi lingkungan yangsesuai spora tersebut akan tumbuh menjadi kapang baru. Kapang mempunyaistruktur dan karakteristik hifa dan spora yang berbeda-beda. Perbedaan tersebutdigunakan untuk mengidentifikasi jenis kapang.
Berdasarkan hasil pengamatan kapang dari preparat siripikan, kapang yang teridentifikasi adalah kapang dari jenis Aphanomyces sp.. Aphanomycessp. memiliki ciri morfologi hifa/miselium yang berseptum, tidak bercabang,sporangium terletak diujung hifa, spora berbentuk bulat, dan membentuk kristapadat. Aphanomyces sp. Merupakankapang penyebab penyakit EUS (ulceratif epizootic syndrome) pada ikan(Rukyani 1994 dalam Perwira 2008). Gejala klinis dari EUS antara lainbercak putih pada daging bawah kutikula dan pada beberapa kasus timbul warnakecoklatan pada kutikula atau otot.
Khamir merupakan fungi dari kelompokj Ascomycetes yangtidak berfilamen tetapi uniseluler (Hidayat 2009). Bentuk khamir bermacam-macamyaitu bulat, bulat telur (elips), silindris, seperti sosis, seperti jeruk, danmasih banyak lagi. Kebanyakan khamir melakukan reproduksi secara aseksualmelalui pembentukan tunas secara multilateral ataupun polar. Reproduksi secaraseksual menghasilkan askospora melalui konjugasi dua sel atau konjugasi duaaskospora yang menghasilkan sel anakan kecil. Jumlah spora dalam askusbervariasi tergantung macam khamirnya (Hidayat 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan dari biakan kapang yangberumur 24 jam dan 48 jam, khamir yang terlihat memiliki bentuk bulat telur(elips). Beberapa dari khamir tersebut ada yang membentuk tunas (budding). Tunas tersebut dapar dilihatdengan timbulnya benjolan kecil pada khamir yang ukurannya lebih besar. Padapengamatan khamir, digunakan larutan metil biru untuk membedakan khamir yangmasih hidup dan yang sudah mati. Khamir yang masih hidup berwarna transparansedangkan yang sudah mati berwarna biru. Khamir yang beumur 24 jam memilikipersentase sel mati lebih kecil daripada khamir berumur 48 jam. Larutan metilbiru bersifat toksik bagi khamir. Khamir yang berumur 48 jam tidak dapatmentolelir larutan metil biru daripada khamir yang berumur 24 jam sehinggalebih banyak khamir yang mati.
IV. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Praktikum percobaan morfologi fungi berhasil mengidentifikasi kapangdari preparat kapang dari sirip ikan dan khamir. Kapang yang berhasildiidentifikasi adalah kapang Aphanomycessp. Sedangkan khamir yang diamati memiliki morfologi berbentuk bulat telur(elips) dan bereproduksi dengan tunas (budding).
4.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah agar para asisten lebihjelas dan sabar saat menerangkan materi.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2008. Kapang. http://www.scribd.com [27 April 2009]
Hidayat N. 2009.Khamir. http://ptp2007.wordpress.com [27 April 2009]
Perwira. 2008. Aphanomyces. http://maswira.wordpress.com [ 19 April 2009]
Sari F B P. 2003. Identifikasi Dan Uji Postulat Koch CendawanPenyebab Penyakit Pada Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
0 comments:
Post a Comment